Senin, 22 Desember 2014

science news



Minggu, 24/08/2014 07:07 WIB

Sabet 8 Medali, Tim Pelajar RI Harumkan Indonesia di Kompetisi Sains Asia-Pasifik di Taiwan

 
Jakarta,

Siswa-siswi Indonesia kembali mengharumkan nama Indonesia dalam Asia-Pacific Conference of Young Scientists (APCYS) ke-3 tahun 2014 di Taiwan. Tim Indonesia menyabet delapan medali dalam kompetisi ilmiah internasional tingkat Asia-Pasifik tersebut. 

Sebagaimana rilis dari Surya University-Surya Research & Education Centers yang diterima detikcom, Minggu (24/8/2014), dalam ajang kompetisi ilmiah tingkat Asia-Pasifik itu tim Indonesia berhasil meraih 1 medali emas, 2 perak, 2 perunggu dan 3 penghargaan khusus dari kompetisi APCYS ke-3 yang diselenggarakan di National Academy for Educational Research, Taiwan, pada 18-22 Agustus 2014.

Kesuksesan ini adalah yang kedua setelah pada April lalu, tim pelajar RI lainnya juga berhasil menorehkan nama baik Indonesia di International Conference of Young Scientists (ICYS) di Serbia.

APCYS adalah konferensi sekaligus lomba khusus penelitian dan presentasi karya ilmiah remaja di kawasan Asia-Pasifik yang bertujuan untuk merangsang rasa ingin tahu para remaja di kawasan Asia-Pasifik sehingga akhirnya termotivasi untuk melaksanakan penelitian ilmiah. Hasil lomba serta proses seleksi yang terlaksana di tanah air diharapkan akan sekaligus mengadvokasi pendidikan berbasis penelitian di tingkat sekolah menengah.

Sembilan siswa berangkat membawakan 8 penelitian di bidang Fisika, Matematika, Computer Science, Environmental Science dan Life Sciences, dan semua pulang dengan medali/penghargaan. Tim dilepas dari kampus Surya University oleh Prof Yohanes Surya sendiri sesaat usai upacara 17 Agustus 2014.

Medali emas bidang Environmental Science diraih seorang siswi SMK Theresiana dari Semarang bernama Adinda Alifiansi Candra Dewi. Adinda membawakan penelitian berjudul ' "Kelor" Seed as Water Cleanser'. Medali perunggu bidang Life Sciences diraih siswi SMPN 28 Surabaya bernama Erika Rizki Sagita, dengan penelitiannya yang berjudul "Aloe Vera Juice to Accelerate Soybean Seed Growth". Separuh tim berasal dari sekolah negeri, separuh lagi dari sekolah swasta.

Medali perak bidang Matematika sekaligus memenangkan medali perunggu untuk posternya diraih I Gede Bagus gigih Ferdian Baskara dari SMAN Bali Mandara dengan judul penelitian "Math of Bluefin Tuna Population Dynamics and the Balinese Caka Calendar". Selanjutnya, medali perak bidang Environmental Science sekaligus memenangkan medali perunggu untuk posternya diraih Jennifer Leonita dari SMA Stela Duce 1 Yogyakarta dengan judul penelitian "Pineapple Waste Extract as Coffee Enhancer".

Medali perunggu bidang Computer Sciences sekaligus memenangkan medali perunggu untuk posternya disabet Nicholas Setyawan Hudyono dari SMAN 1 Kudus, Jawa Tengah dengan judul penelitian "Blocking and Non-blocking Implementation in MySQL".

Medali perunggu lainnya bidang Life Sciences sekaligus memenangkan medali perunggu untuk posternya diraih Erika Rizki Sagita dari SMPN 28 Surabaya dengan judul penelitian "Aloe Vera Juice to accelerate Soybean Seed Growth".
Sementara penghargaan khusus diraih dalam bidang Fisika oleh Budiman Mansur Halim bersama Fernando dari SMP Narada, Cengkareng Jakarta Barat dengan judul penelitian "Air Pollution Reducer Device"; Linus Nara Pradhana dari SMP Petra 5 Surabaya dengan judul penelitian "Endothermal Helmet to Protect our Brain"; dan Ramly Myzhar dari SMAN 21 Surabaya dalam bidang Life Sciences dengan judul penelitian "Bioassessment using Macroinvertebrates Bentos to determine Ketabang River Water Quality".



sumber : Ramdhan Muhaimin - detikNews

Minggu, 21 Desember 2014

news



    Wuih! Masih SMP, Dua Bocah Ini Mampu Buat Alat untuk Kurangi Polusi Udara

Jakarta, Jika dilihat, kedua bocah ini tak ada bedanya dari bocah SMP lainnya di Indonesia. Namun siapa sangka, kedua bocah ini sudah mampu membuat alat untuk mengurangi polusi udara dari kendaraan bermotor. Wuih!

Budiman Halim (14) dan Fernando Augustin (14) adalah dua bocah tersebut. Murid kelas 9 Narada School di Kosambi, Jakarta Barat ini menciptakan alat yang dapat mengurangi kadar karbon dioksida dari asap kendaraan bermotor sehingga aman dihirup manusia.

"Prinsipnya memecah gas karbon dioksida (CO2) dari asap kendaraan bermotor menjadi Carbon (C), oksigen (O2) dan hidrogen (H2) jadinya nggak terlalu bahaya kalau dihirup," tutur Budiman kepada detikHealth di acara International Exhibition for Young Inventor (IEYI) di Gedung SMESCO, Jl Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (31/10/2014).

‎Bukan hanya itu saja, alat dibuat dengan modal tak lebih dari Rp 500 ribu juga dapat menangkap debu dan partikel halus lainnya yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. Budiman menjelaskan bahwa hal ini terjadi akibat arus listrik yang dihasilkan oleh taser (alat penyetrum) dapat menangkap komponen cahaya yang ada di zat kimia pada debu dan partikel halus.

"Prinsipnya semakin dekat jaraknya semakin besar hasilnya. Makanya taser yang menghasilkan listrik saya taruh di dalam paralon. Jadi kalau ditempel di motor atau mobil kena listrik langsung terpecah CO2-nya dan partikelnya ditangkap," tuturnya.

Bukan itu saja, dengan mengaplikasikan prinsip yang sama, Budiman membuat alat serupa untuk mengurangi polusi udara di jalanan. Bedanya, alat ini tak ditempel di paralo‎n, namun dimasukkan ke dalam kotak dari kardus dan disambungkan ke kipas exhaust.

"Jadi alatnya saya keluarin dan di sampingnya bisa ditempel exhaust fan. Nanti kan dia menyedot udara dan istilahnya disaring di alat ini, keluarnya sudah tak berbahaya lagi," sambungnya.

Sayangnya, alat ini memiliki bentuk yang besar dan berat. Budiman mengatakan bahwa alat bisa ditempelkan ke motor atau mobil, namun harus disolder sehingga tak akan kendor dan akhirnya terlepas di tengah jalan.

Baik Budiman maupun Nando mengaku mendapat dukungan dari orang tua mereka untuk mengikuti pameran. Dijelaskan Budiman bahwa dirinya memang suka bereksperimen sejak kecil, sementara Nando adalah sahabatnya yang memiliki hobi yang sama.

"Bedanya kalau dia (Budiman) lebih suka sama fisika-fisika. Kalau saya lebih kepada kimianya, he he," tutur Nando.


 
sumber :  http://health.detik.com/read/2014/10/31/195916/2735987/763/wuih-masih-smp-dua-bocah-ini-mampu-buat-alat-untuk-kurangi-polusi-udara